Manusia Kini & Cyber Paper

  • -

Masyarakat kini yang diperhadapkan dengan kecangihan teknologi infomasi, mengakses segala bentuk informasi melalui medium internet dan tidak lagi menggunakan kertas. keadaan seperti inilah kemudian distilahkan olehseorang pakar asal Inggris Frederick W. Lanceser "Manusia Tanpa Kertas" (Paperless Society) maksudnya adalah masyarakat yang pada suatu waktu tidak lagi menggunakan kertas sebagai medium komunikasi dan pertukaran informasi. Pendapat ini jauh sebelum banyak orang menggunakan internet.
Saat ini, pendapat pakar komunikasi asal inggris itu terbukti bahwa kini masyarakat lebih banyak bertukar informasi dengan "cyber paper" mulai dari SMS, MMS, FACEBOOK, TWITER, BBM, WHATSAPP dan media-media lain yang baru bermunculan di era kekinian. 
Dinamika Cyber kekinian banyak menampilkan komunikasi singkat yang kecenderungan melahirkan generasi yang malas membaca dan dan menulis. Penyediaan aplikasi android yang minimalis mengharuskan para pengguna menggunakan bahasa singkat yang menggeser struktur tata bahasa yang kian memburuk. Selain itu, ruang diskusi semakin hari-semakin kosong. Ramai-ramai dalam group tapi hampa dalam perkumpulan tatap muka. 
Banyak perkumpulan yang kita lihat di warung-warung kopi sedikit diskusi dan celoteh rindu tapi banyak fokus ke android yang isinya media sosial. Sepertinya pendidikan formal kalah bersaing dalam mendidik generasi ketimbang media sosial. 
Sebab anak usia 7 lebih menghafal penggunaan facebook ketimbang penyelesaian soal matematika di sekolah. 
Persoalan dominasi cyber terhadap ruang lingkup baca dan tulis tidak bisa kita hindari. Melainkan kita harus mampuh memenagenya dengan cerdas dan teratur. 
Pertanyaan kemudian adalah bgmana nasib industri kertas ? Bisa kita lihat bahwa bukan berarti nasib industri kertas akan tutup, melainkan masih akan tetap bertahan dan terus hidup. Meski peralihan masyarakat ke dunia cyber, banyak kebutuhan kertas di bisa dimanfaatkan selain percetakan buku dan media cetak lain.
Cyber cukup prakris untuk dimanfaatkan, tapi tidak harus mengabaikan kertas dalam mentrasformasikan ide dan gagasan. Sebab kertas mengajak membentuk kultus para kutu buku dan penulis secara praktis membaca dan menulis terlihat nyata dalam aktifitas intelektual. Tidak seperti memegang android yang dilekatkan pada dunia hiburan dan komunikas biasa.
Akhirnya, kertas tidak pernah kalah dengan cyber. Kemungkinan sebaliknya, cyber akan mengalami keruntuhan saat titik kejenuhan memuncak. Sebab, cyber menguras biaya dan waktu yang terbuang percuma.

PENULIS: Embun Pagi (Nama Pena)

Author

Written by Admin

Aliquam molestie ligula vitae nunc lobortis dictum varius tellus porttitor. Suspendisse vehicula diam a ligula malesuada a pellentesque turpis facilisis. Vestibulum a urna elit. Nulla bibendum dolor suscipit tortor euismod eu laoreet odio facilisis.